By: Anastasia Sabrina (PU-X)
Penyebaran Corona yang semakin meluas diikuti meningkatkannya jumlah kasus Corona membuat masyarakat semakin waspada serta melakukan upaya pencegahan penularan Corona khususnya menjaga kebersihan. Rajin membersihkan tangan adalah cara paling sederhana untuk meminimalisir tertular virus Corona. Pasalnya, tangan kita seringkali menjadi perantara akan berbagai bakteri dan kuman secara langsung maupun tidak langsung Ketika tangan kita sengaja atau tidak sengaja menyentuh tangan seseorang yang terjangkit penyakit, bakteri dan virus dari orang tersebut dapat berpindah tangan. Sehingga saat kita menyentuh bagian tubuh dengan tangan seperti wajah, hidung, mulut dan sebagainya, bakteri dan bakteri dapat masuk kedalam tubuh.
Hand Sanitizer merupakan barang yang banyak dicari masyarakat. Hampir semua orang memiliki dan membawah Hand Sanitizer dalam tasnya dalam wabah virus Corona ini. Hand Sanitizer memang cukup praktis untuk sehari - hari dipakai membersihkan tangan. Bentuknya kecil dan mudah dibawa apalagi saat keadaan darurat. Namun faktanya Hand Sanitizer kurang efektif dalam menghancurkan kuman dan bakteri dibanding mencuci tangan dengan sabun. Hand Sanitizer bukanlah alat pembersih yang baik untuk memberantas kuman. Penggunaannya tidak dapat membunuh semua kuman. Selain itu residu kuman yang mati karena penggunaan Hand Sanitizer tetap akan menempel di permukaan kulit.
Berbeda dengan penggunaan sabun untuk mencuci tangan. Menurut Wiku Adisasmito selaku ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir dapat membunuh mikroorganisme yang menempel pada tangan termasuk Virus Corona (Antara, 2020). Sabun untuk mencuci tangan juga mengandung Amphiphiles yang memiliki struktur mirip dengan lemak untuk membantu membunuh lemak membran virus, serta dapat melepaskan dan memisahkan komponen – komponen pembentuk virus yang biasa masih menempel ditangan setelah penggunaaan Hand Sanitizer. yaitu: protein, RNA, dan lemak (Nugroho, 2020).
Hampir semua Hand Sanitizer berbasis Alcohol dengan kandungan etanol sebesar 60% - 80% (Kontan, 2020). Sehingga jika penggunaannya secara berlebihan dapat mengelupaskan protein pada lapisan epidermis atau lapisan kulit terluar yang akan mengurangi kemampuan kulit dalam memproteksi lapisannya (Compomised skin) (Putra, 2020). Dengan demikian kulit tangan kita dapat menjadi kering, pecah – pecah, bahkan berdarah terutama bagi pemilik kulit sensitif. Berbeda dengan sabun cuci tangan. Beberapa sabun cuci tangan memiliki kandungan Gliserin atau Giserol yang dapat menjaga kelembapan dan kenyenyalan kulit.
Hand Sanitizer juga sulit menjangkau seluruh sela – sela bagian kulit meski sudah digosok – gosok. Berbeda dengan sabun cuci tangan. Dengan menggosokan sabun dan air perlahan di permukaan tangan, air sabun tersebut dapat menjangkau seluruh bagian kulit dengan sempurna. Dibalik dari manfaat sabun cuci tangan, tentu jika keadaan terdesak, Hand Sanitizer dapat dijadikan alternatif jika keadaan tidak memungkikan atau tidak ada peralatan (seperti wastafel atau keran air,sabun dan sebagainya) yang memadai untuk mencuci tangan dengan sabun.