Oleh: Fendy Kurniawan (PU-X)
Gerakan #DiRumahAja selama pandemi COVID-19 membuat sebagian besar masyarakat berbelanja berbagai macam hal demi memenuhi kebutuhan hidup selama beberapa waktu, salah satunya adalah Makanan Kaleng. Makanan kaleng menjadi incaran karena praktis untuk diolah dan memiliki masa kadaluarsa yang cukup panjang. Jenis Makanan Kaleng yang sering kita jumpai antara lain, Ikan (Sarden dan Tuna), Kornet (Ayam dan Sapi), Jamur, Kacang-kacangan dan Buah-buahan.
Ternyata ide Makanan Kaleng tercetus dalam situasi perang pada tahun 1800, kaisar Perancis, Napoleon Bonaparte, membuka sayembara berhadiah uang 12,000 Franc bagi siapapun yang mampu menemukan cara baru dalam mengawetkan makanan. Sebelumnya, sejumlah metode pengawetan makanan telah digunakan, seperti mengeringkan, mengasinkan, dan mengasamkan, tetapi proses tersebut mengakibatkan rasa makanan menjadi aneh, hal inilah yang mendorong Napoleon membuka sayembara.
Waktu yang dibutuhkan untuk menemukan pemenang sayembara tidaklah sebentar, sampai pada akhirnya 10 tahun setelah sayembara dimulai, seorang penjual manisan dan juru masak bernama Nicolas Appert berhasil menemukan cara mengawetkan makanan dengan memanaskannya dalam suhu tinggi agar membunuh mikroorganisme penyebab makanan cepat basi dan kemudian menyimpannya dalam kaleng yang tertutup rapat.
Sebelum menggunakan kaleng, Appert terlebih dahulu melakukan eksperimen pengawetan makanan dengan menggunakan wadah kaca yang disegel menggunakan gabus dan lilin, serta merebusnya dalam air mendidih. Ia mengajukan eksperimen ini pada tahun 1806, namun dianggap kurang berhasil, sehingga gagal memenangkan sayembara pada tahun itu.
Sebagai pemenang sayembara, Appert diwajibkan mempublikasikan penemuannya, hal ini dituangkannya dalam tulisan berjudul "L'Art de conserver les substances animales et végétales" (Seni Melestarikan Zat Olahan Hewan dan Sayuran) yang kemudian dicetak menjadi 200 salinan pada tahun 1810, sejarah mencatat karya tulisan Appert merupakan buku masak pertama tentang metode pengawetan makanan modern.
Meski ditemukan di Eropa, awalnya metode pengalengan justru lebih populer di Amerika. Dahulu makanan kaleng identik sebagai ransum tentara di medan perang, namun di era modern sekarang, pandangan tersebut memudar karena makanan dan minuman kaleng dapat dinikmati siapapun dengan harga yang terjangkau.
Nicolas Appert wafat pada 1 Juni 1841 dalam usia 91 tahun, Appert kini dikenal sebagai Father of Canning alias Bapak Pengalengan, dan metode pengalengan makanan kerap disebut Appertization (Apertisasi). Sebagai wujud penghormatan, setidaknya terdapat 72 nama jalan di Perancis yang menggunakan nama Appert.
(Sumber Referensi: Wikipedia, Bobo)