Kolak, Makanan Sederhana dengan Makna Mendalam

14 Mei 2020

Food & Travel

oleh: Fendy Kurniawan (PU-X)


Kolak merupakan menu favorit untuk berbuka puasa bagi umat muslim di Indonesia. Makanan yang biasanya terdiri dari kombinasi pisang, ubi, singkong, kolang kaling, serta siraman kuah santan dan gula aren ini, seringkali kita jumpai selama bulan suci Ramadhan, terutama di lapak dadakan pinggir jalan atau buatan sendiri.

Asal-usul Kolak disebut berasal dari Timur Tengah dan ikut berperan dalam penyebaran Islam di Nusantara, terutama di Jawa. Pada masa lalu, para ulama berdakwah lewat berbagai media, seperti pendidikan, kesenian, perdagangan, termasuk kuliner dengan Kolak sebagai medianya.

Tidak mengherankan apabila Kolak dianggap menyimpan filosofi yang dikaitkan dengan budaya Islam dan Jawa. Terdapat dua versi asal usul nama Kolak dan keduanya sama-sama berasal dari bahasa Arab. Pertama adalah ‘Khalik’, yang bermakna Sang Pencipta, seolah-olah sebagai pengingat agar kita senantiasa mendekatkan diri kepada Sang Khalik. Sedangkan yang kedua adalah ‘Khala’, yang artinya kosong, jika diterjemahkan secara penuh, intinya kita sebagai manusia harus selalu bertaubat selagi hidup agar bisa kosong, kosong akan dosa.

Selain itu, Pisang Kepok yang biasanya digunakan sebagai isian Kolak juga memiliki makna, kata Kepok merujuk pada istilah Kapok, yang dalam bahasa Jawa berarti menyesal atau jera. Artinya, kita diingatkan untuk jera akan dosa dan tidak lagi mengulanginya.

Adapun selain Pisang Kepok, isian Kolak lainnya yang menyimpan makna adalah Ubi Jalar. Ubi Jalar dalam bahasa Jawa dikenal sebagai Telo Pendem. Artinya, ketika kita menyantapnya, maka harus ingat jika suatu saat kita pasti seperti Ubi yang terkubur dalam tanah dan kematian mungkin saja datang semudah kita menyendok Kolak ke dalam mulut.

Dan yang terakhir adalah Santan. Santan dalam bahasa Jawa disebut Santen, jika ditelusuri dalam-dalam, Santan ialah kependekan dari kata Pangapunten, yang mempunyai arti permohonan maaf. Jadi, ketika menyantap Kolak, kita diingatkan agar meminta maaf kepada orang yang pernah sakiti.

Inilah makna filosofis dari Kolak yang sering kita santap. Meski tergolong makanan yang sederhana, ternyata terkandung makna yang begitu mendalam, menarik bukan? Selamat Menjalankan Ibadah Puasa! 


(Sumber Referensi: Detik Food)