Laju Inovasi Seorang Technopreneur

15 Juni 2020

Business

Di tengah masa pandemi Covid-19, pertemuan dalam jaringan seperti webinar menjadi pilihan banyak organisasi baik profit, non profit, pendidikan, maupun lembaga pemerintah. Program studi Entrepreneurship Universitas Podomoro juga turut memanfaatkan waktu untuk menyelenggarakan webinar dalam rangka menciptakan atmosfer akademik secara berkelanjutan. Pertemuan dalam jaringan tersebut diselenggarakan dalam bentuk acara yang disebut dengan Entrepreneur Webinar Series atau EWS.

Pada hari Rabu tanggal 29 April 2020, Entrepreneur Webinar Series atau EWS yang kedua telah diselenggarakan dengan menghadirkan seorang technopreneur yang memiliki pengalaman puluhan tahun di bidangnya. Pembicara pada seminar ini adalah Hemat Dwi Nuryanto, DEA, sebagai pendiri sekaligus chairman dari PT Svara Inovasi Indonesia yang merupakan perusahaan start-up asli Indonesia di bidang teknologi. EWS pada kali ini mengambil judul The Pace of a Technopreneur in Innovation.

Latar belakang pengalaman Hemat Dwi Nuryanto sebagai technopreneur tidak melalui proses yang disangka-sangka. Hemat Dwi Nuryanto memiliki minat dan ketertarikan untuk mendalami dunia teknologi informasi sejak di bangku kuliah. Namun demikian, Hemat Dwi Nuryanto mendapatkan beasiswa dari program Habibie untuk belajar ilmu aeronautika. Kesempatan tersebut tetap diambilnya yang membawanya untuk berkuliah di Toulouse Prancis. Setelah berada di Perancis tepatnya setelah 4 tahun hemat di mulai memikirkan mimpi besar untuk tetap mendalami dunia teknologi informasi. Dengan fasilitas perpustakaan yang luar biasa di mana dia kuliah, Hemat Dwi Nuryanto memanfaatkan waktu dan fasilitas secara maksimal untuk memperluas wawasannya. Sepulang dari Prancis, Hemat Dwi Nuryanto tetap menjalankan kewajiban setelah mendapatkan beasiswa untuk bekerja di PT Dirgantara Indonesia selama 10 tahun. Pada masa tersebut Hemat Dwi Nuryanto tetap memperluas wawasannya di bidang teknologi informasi dengan harapan mimpinya akan terwujud suatu hari nanti.

Berbekal ijazah dan pengalaman bekerja di bidang aeronautika serta otodidak di bidang teknologi informasi akhirnya Hemat Dwi Nuryanto memutuskan untuk membangun bisnis sendiri dengan modal yang sangat kecil. Dimulai dengan mengerjakan beberapa project bekerjasama dengan seorang temannya yang bekerja di sebuah perusahaan swasta berbasis teknologi informasi, Hemat Dwi Nuryanto mulai membangun mimpinya. Bisnis ini dibangun dengan tekad dan bekal pengetahuan manajemen yang didapatkan selama kuliah dan pengalaman bekerja. Dari pemaparannya, ia memulai melangkah dengan mengimplementasikan proses design thinking yang pada zaman itu belum begitu dikenal di dunia entrepreneur. Hemat Dwi Nuryanto dan tim mengidentifikasi masalah yang ada pada saat itu dan mencari solusi yang terbaik. Masalah yang diidentifikasi adalah masalah disrupsi teknologi terutama di industri media seperti radio dan televisi. Identifikasi masalah tersebut membuat Hemat Dwi Nuryanto merasa yakin dengan cita-citanya, dan disrupsi teknologi ini menjadi dasar baginya mendirikan perusahaan di bidang teknologi. Hemat Dwi Nuryanto memulai langkahnya dengan memanfaatkan kemampuannya untuk berjejaring dan mulai dengan mengerjakan tender proyek sambil membuka sebuah warung internet (warnet). Perlahan proyek-proyek yang dikerjakan memberikan pemasukan untuk mimpinya yang lebih besar. Proyek-proyek ini dikerjakan dengan perusahaan pertama yang dibangunnya yaitu Zamrud Technology, dengan fokus pada layanan IT, pengembangan software, dan teknologi musik dan radio. Zamrud Technology berdiri 2005 dan bergerak dalam bidang Software Engineering dan dengan pelanggan yang berasal dari beragam industri, seperti Government, Banking & Finance, Broadcasting, Education, dan lain sebagainya.   

Dengan memegang kuat mindset yang ditanamnya, “Imagination, Creativity, Innovation”, Hemat Dwi Nuryanto memulai bisnis startup yang berorientasi pada jejaring, kemitraan, inovasi, berdampak sosial, dan yang tidak kalah penting yaitu going to the same direction. Tahun 2015, Hemat Dwi Nuryanto merintis PT Svara Inovasi Indonesia melalui dana dari Zamrud Technology, yang menggandeng seorang entrepreneur muda yang berbakat di bidang teknologi dengan beda usia sekitar 25 tahun untuk didapuk sebagai CEO perusahaan. Seiring dengan waktu, SVARA mendapatkan pendanaan Serie Pre-A pada awal 2020 dan dapat berdiri sendiri. PT Svara Inovasi memiliki produk berbasis teknologi dengan aktivitas software engineering yang tetap berada pada teknologi musik dan radio serta platform lain yang sekarang masih dalam pengembangan.

Svara dibangun dengan dasar pemikiran “Think Globally, Act Locally then Globally” dengan tujuan bisnis dan tujuan sosial yang perlu dimiliki oleh inovator yang bersifat selalu ingin memperluas wawasan dan pengetahuan dengan mencermati hal-hal termutakhir atau tren yang ada. Di era digital ini, demand creator merupakan kunci dari membangun bisnis, namun harus diimbangi dengan skill komunikasi persuasi yang matang.