Mengenal Aplikasi Crashing Proyek Konstruksi Berbasis Java

14 April 2020

Technology

Proses percepatan waktu proyek sering juga disebut “crashing”. Istilah crashing mengacu pada pengurangan durasi di aktivitas tertentu yang berdampak pengurangan durasi proyek secara keseluruhan. Proses crasing adalah suatu proses yang dilakukan secara sengaja, sistematis analitis yang memperhatikan semua aktivitas yang ada dalam proyek dan memfokuskan pada aktivitas yang ada dijalur kritis. Proses crashing menggunakan suatu penilaian variable biaya yang minimum untuk mempersingkat durasi proyek secara keseluruhan. Walaupun proses crashing tampak sangat sederhana dalam konsep, tetapi pada kenyataanya sangatlah kompleks. Ada banyak cara untuk mengurangi durasi waktu aktivitas, dan banyak kombinasi waktu dan biaya aktivitas yang harus dipertimbangkan dalam suatu analisa secara lengkap.

Aplikasi crashing adalah aplikasi yang digunakan untuk mempercepat durasi proyek yang dibantu dengan teknologi, selain berfungsi untuk mereduksi waktu pelaksanaan pembangunan proyek, juga mampu menghasilkan biaya optimum proyek.

Salah satu pencipta aplikasi crashing proyek konstruksi berbasis java adalah Zel Citra, MT yang telah mendapatkan Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) tahun 2018 atas pembuatan aplikasi tersebut. Beliau selain aktif sebagai dosen Teknik Sipil pada salah satu Universitas Swasta di Jakarta Barat, juga berkarir sebagai Praktisi Engineer di PT. Charoen Pokphand Indonesia, Tbk yang berpusat di Thailand. Dalam aplikasi tersebut terdapat metode yang telah dirancang dengan berbasis java, java adalah bahasa pemrograman tingkat tinggi yang berorientasi objek dan program java tersusun dari bagian yang disebut kelas, kelas terdiri atas metode-metode yang melakukan pekerjaan dan mengembalikan informasi setelah melakukan tugasnya. Rancangan aplikasi crashing proyek konstruksi berbasis java terdiri dari:

1. Beranda aplikasi yang terdiri dari informasi proyek, item pekerjaan dan analisis crashing,

2. Informasi proyek berisi tentang nama proyek dan lokasi,

3. Item pekerjaan berisi input data (item pekerjaan, kode, volume, satuan, durasi normal, biaya, biaya lain-lain, keterangan, predecessor, item pekerjaan, jalur kritis, dan jam lembur), Opsi (simpan, ubah, hapus, batal, tambah baru), Filter (kode, item pekerjaan, cari), daftar pekerjaan dan nilai.

4. Analisis crasing terdapat 2 data yaitu analisis normal dan analisis crasing. Analisa normal terdiri dari kode, aktivitas, volume, satuan, biaya, kritis, durasi normal (hari, jam kerja), biaya langsung (bahan, upah & alat), biaya tak langsung perhari (retensi, ppn, profit, lain-lain, nilai, keterangan dan total) sedangkan Analisa crashing meliputi kode, aktivitas, volume, satuan, biaya, produktivitas (hari, jam kerja, hari + lembur), durasi crash, biaya lembur (upah & alat), biaya crashing ( biaya langsung : bahan, upah, alat dan biaya tak langsung), total biaya, total dan grand total yang kemudiaan dicetak.

5. Print out terdiri dari nama proyek, lokasi proyek, indicator (biaya langsung dan biaya tidak langsung), normal, crashing, evaluasi kemudian dialnjutkan dengan durasi total (hari).

Kelebihan aplikasi crashing pada dasarnya untuk mempercepat durasi pekerjaan dengan metode crashing dikarenakan crashing memiliki beberapa kelebihan yaitu dapat mereduksi durasi pekerjaan dan dapat meminimalisasi biaya pekerjaan. Agar proyek dapat berjalan dengan lancar untuk mereduksi durasi suatu proyek, banyak kombinasi dari durasi kegiatan dan biaya yang harus diperhatikan dalam menganalisis secara detail adalah

1. Tidak menambah biaya proyek secara keseluruhan,

2. Memperpendek umur proyek dengan memperpendek lintasan kritisnya,

3. Kegiatan yang dipilih untuk dilakukan percepatan harus mempunyai biaya percepatan yang terendah,

4. Usaha percepatan proyek sudah direncanakan dan dilakukan dari awal pelaksanaan proyek,

5. Hindari percepatan pekerjaan pada lintasan kritis apabila menimbulkan lintasan kritis baru yang menyulitkan pelaksanaan pekerjaan yang bersangkutan.

Alasan dilakukanya crashing, yaitu: Kegiatan proyek yang bersangkutan diharapkan segera selesai, sebab sudah merupakan keputusan pemilik proyek dengan suatu alasan tertentu. Karena terjadi keterlambatan pelaksanaan proyek yang sudah melebihi batas toleransi tertentu, dan dinilai oleh pemilik proyek akan sangat mempengaruhi kelancaran penyelesaian proyek secara keseluruhan.


Referensi:

Elmabrouk, O. M., & Aljiebali, F. (2012). Crashing Project Activities Using Linear Programming Technique, 290–298.

Georges, N., Semaan, N., & Rizk, J. (2014). Crash?: An Automated Tool For Schedule Crashing. International Journal Of Science, Environment And Technology, 3(2), 374–394.

Laksana, A. W., Prasetyo, H. S., Agung, W. M., & Hidayat, A. (2014). Optimalisasi Waktu Dan Biaya Proyek Dengan Analisa Crash Program, 3, 747–759.