Dalam situasi yang mendesak, kita pasti tidak memiliki banyak waktu untuk mempersiapkan diri. Termasuk dari sisi kesiapan keuangan. Oleh karena itu, sebaiknya kita sudah mulai memperhitungkan dana darurat dalam pengelolaan keuangan sedini mungkin. Apalagi dalam situasi pandemi Covid-19 saat ini, banyak hal-hal yang berubah. Dan banyak kekhawatiran yang terjadi karena berdampak negatif pada berbagai aspek kehidupan, termasuk aktivitas ekonomi dan bisnis.
Survey yang dilakukan oleh pembicara kepada kurang lebih 100 orang menampilkan beberapa hal yang dilakukan individu saat butuh dana darurat, antara lain : 42% PINJAM (koperasi, keluarga, kartu kredit/ paylater, pegadaian), 35% AMBIL (tabungan, deposito, ATM), 23% JUAL (emas,aset yang ada)
Pakar perencanaan keuangan dari OneShildt Financial Planning, Erlina Juwita menjelaskan dana darurat berbeda dengan pos tabungan dan investasi. Dana darurat harus bisa mengcover semua pengeluaran 2-3 bulan kedepan tergantung dana yang sudah disiapkan. Hitungannya berbeda tergantung individu, apakah masih single/ berkeluarga, mempunyai usaha/ perusahaan.
Bagaimana dengan asuransi? Beliau menjelaskan kalau asuransi tidak bisa menjamin dalam mengcover segala dana kebutuhan harian, sehingga tidak bisa dikatakan sebagai bagian dana darurat. Dan dana darurat sebaiknya tidak dipergunakan untuk investasi.
Berapa komposisi dana darurat? Beliau mengatakan idealnya komposisi dana darurat untuk yang belum berkeluarga atau masih single 3-6 kali pengeluaran, untuk yang sudah berkeluarga 6-9 kali pengeluaran, dan untuk yang mempunyai bisnis tentunya lebih besar lagi yaitu minimal sebesar 12 kali pengeluaran. Dana darurat bisa mulai dibentuk dari 5-10% dari penghasilan kita.
Dimana dana darurat disimpan? Kita bisa menyimpan dana darurat berupa tunai atau cash di rumah, atau berupa rekening terpisah yang memiliki kartu ATM. Untuk apa dana darurat tersebut? Dana darurat bisa digunakan saat terjadi kondisi darurat. Contohnya saat sakit, mengalami musibah, PHK, perbaikan rumah, dan bahkan saat pandemi Covid-19 seperti yang sedang kita alami.
Bu Erlina menuturkan ada beberapa manfaat dana darurat saat Covid-19 merebak, antara lain kita akan lebih tenang dalam menghadapi keadaan, menghindari kondisi terlilit hutang, bisa membiayai pengeluaran rutin, sebagai dana tambahan untuk biaya pemeliharaan kesehatan, sebagai pengganti penghasilan yang hilang, dan dengan adanya dana darurat tidak harus mengganggu investasi kita, dan yang paling penting kita dapat lebih bijak dalam membantu sesama.
Beberapa cara cerdas menyiapkan dana darurat menurut Bu Erlina adalah dengan Cost Sharing (suami/ istri), Saving (tabungan, deposito, logam mulia, autodebet, investasi), Cicil/DP (perbulan/ 3 bulan), dan Other Income (freelance, menjual, bonus, THR)
Yang kita harapkan setelah wabah ini selesai adalah kondisi keuangan yg lebih mapan, terjaga, dan dana darurat yg harus ready. Maka sebaiknya kita menempatkan prioritas utama dalam dana darurat karena resesi bisa terjadi kapan saja.
"Life is full of surprise, make sure you are ready." kata Bu Erlina.