Adidas vs. Puma (Bagian Kedua)

13 April 2020

Sport

Oleh: Fendy Kurniawan (PU-X)

Hingga awal 1960-an, Adidas menjadi raja industri olahraga dunia, sepatu dengan ciri khas tiga strip kerap digunakan mayoritas atlet di ajang Olimpiade dan Piala Dunia. Tak mau kalah, Puma mengajak sejumlah atlet terkenal untuk menggunakan sepatu mereka, salah satunya adalah Eusébio, pemain legendaris Portugal yang menjadi pencetak gol terbanyak Piala Dunia 1966 dengan sepatu Puma King.

Ditengah “Sneaker War” antara Adidas dan Puma, rivalitas Dassler bersaudara sempat mereda setelah nahkoda kedua perusahaan mulai beralih ke anak mereka, Horst (anak Adi) dan Armin (anak Rudi). Mendekati dimulainya Piala Dunia 1970, lewat sebuah perjanjian yang dikenal dengan “The Pelé Pact”, Adidas dan Puma sepakat untuk tidak terlibat kontrak dengan Pelé, pada masa itu Pelé dianggap sebagai pesepakbola terbaik dunia. Pelé Pact bertujuan untuk mencegah keduanya melakukan perang tawar-menawar harga selangit demi mendapatkan kontrak Pelé.

Sesudah disepakatinya Pelé Pact, Puma mengutus Hans Henningsen ke Brasil. Henningsen ialah reporter yang terkenal akrab dengan pemain timnas Brasil, termasuk Pelé. Henningsen bertugas membujuk seluruh pemain timnas Brasil, kecuali Pelé, untuk bergabung dengan Puma. Pelé sendiri terheran-heran mengapa dirinya yang tidak ‘didekati’ Henningsen. Akhirnya langkah nekat diambil Henningsen, tanpa sepengetahuan Puma, Henningsen melakukan kesepakatan verbal dengan Pelé dimana Pelé akan mendapat imbalan uang sebesar $25,000 di Piala Dunia 1970 dan kontrak senilai $100,000 untuk jalinan kerjasama selama 4 tahun. Henningsen lalu membawa kesepakatan tersebut kepada Armin, memandang kesempatan ini terlalu bagus untuk dilewatkan, Armin langsung menyetujuinya.

Pada laga perempat final Piala Dunia 1970 antara Brasil dan Peru, sebelum wasit meniup peluit kick-off, Pelé meminta waktu beberapa saat untuk mengikat tali sepatunya, kamera televisi pun langsung menyorot sepatu Puma King yang digunakan Pelé. Ternyata ini adalah trik marketing sebagai bagian dari kesepakatan Pelé dan Puma. Usai kejadian tersebut, penjualan sepatu Puma langsung meningkat tajam, sekaligus membatalkan The Pelé Pact dan kembali memanaskan Sneaker War.

Tahun 1971, Adidas membuat sepatu tinju khusus bagi Muhammad Ali dan Joe Frazier untuk dikenakan dalam pertandingan legendaris yang dikenal sebagai "Fight of the Century". Berlangsung di Madison Square Garden, New York, pertandingan ini konon ditonton sekitar 300 juta pasang mata di seluruh dunia.

Perseteruan Adidas dan Puma lagi-lagi menyita perhatian publik, kali ini melibatkan bintang sepakbola Belanda, Johan Cruyff. Menjelang Piala Dunia 1974, Cruyff yang merupakan brand ambassador Puma, menolak mengenakan jersey timnas Belanda yang disponsori Adidas dan mengancam tidak akan bermain. Takut kehilangan sang pemain bintang, timnas Belanda meminta dispensasi khusus bagi Cruyff kepada Adidas, yaitu menghilangkan satu dari tiga garis pada lengan jersey Cruyff. Alhasil, sepanjang turnamen jersey Cruyff sedikit berbeda dibanding rekan-rekannya. Cruyff berhasil membawa Belanda lolos ke partai final, meski akhirnya takluk dari Jerman yang disponsori Adidas.

Bersambung ...