Jakarta, Indonesia - Sejak diberlakukannya Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2022 tentang Pengembangan Kewirausahaan Nasional, semua kementerian dan lembaga di Indonesia bersatu untuk meningkatkan jumlah wirausaha. Terutama di perguruan tinggi, program-program unggulan seperti P2MW (Program Pembinaan Mahasiswa Wirausaha) dan Wirausaha Merdeka diharapkan dapat menjadi dorongan bagi peningkatan jumlah wirausaha, terutama di Indonesia.
Selama 3 hari terakhir (7,8 dan 11 September 2023), Dr. Wisnu Dewobroto, Dekan Fakultas Kewirausahaan dan Bisnis Universitas Agung Podomoro, telah menerima undangan dari dua universitas di Aceh, yaitu Universitas Syiah Kuala (USK) dan Universitas Teuku Umar (UTU). Ini bukan kunjungan pertama kali yang dilakukan oleh Wisnu ke Aceh; beberapa kali sebelumnya beliau telah secara konsisten mendukung perkembangan wirausaha mahasiswa serta ekosistem kewirausahaan di perguruan tinggi.
Lebih dari 15 kelompok mahasiswa dari kedua universitas tersebut mendapatkan pendanaan dari Belmawa Kemdikbud melalui program P2MW. Tidak hanya itu saja, terdapat juga program-program lain yang diluncurkan secara internal oleh universitas tersebut. Salah satu program unggulan di USK adalah Gerakan 1000 Wirausaha Mahasiswa. Dalam seminar dan workshop-nya, Pak Wisnu menyampaikan bahwa sebagai generasi penerus bangsa, mahasiswa dengan jiwa wirausaha memiliki sifat pantang menyerah yang terkenal serta semangat yang tidak mudah pudar, selalu mencoba dan belajar dari kegagalan.
Tidak hanya mahasiswa, dosen-dosen dari USK dan pendamping wirausaha di UTU juga mendapatkan pelatihan mengenai pendampingan wirausaha mahasiswa. Pendamping wirausaha mahasiswa harus senantiasa hadir untuk mendampingi sejak awal mengembangkan semangat berwirausaha, meningkatkan potensi produk, melakukan kegiatan pemasaran dan penjualan, hingga membuat laporan keuangan. Kunci setiap kesuksesan mahasiswa berwirausaha adalah mereka yang selalu fokus pada tindakan dan terus belajar dari proses yang mungkin menghadapi kegagalan. “Kegagalan tidak dapat dihindari, tetapi kita dapat mengelolanya agar resikonya tidak terlalu tinggi. Belajar dari kegagalan dan terus memperbaiki proses adalah kuncinya,” kata Wisnu.
Selain menjalankan tugas pengajaran sebagai dosen Prodi Kewirausahaan di Universitas Agung Podomoro, Wisnu juga menyatakan bahwa Universitas Agung Podomoro tak akan pernah berhenti peduli dengan peningkatan keterampilan berwirausaha mahasiswa, terutama di Indonesia. Sebagai bagian dari Tim Kewirausahaan Belmawa Kemdikbud dan sebagai Tenaga Ahli Ekosistem Bisnis Kemenkop, Wisnu memiliki tanggung jawab dan peran penting dalam membangun ekosistem wirausaha di Indonesia. “Tidak hanya Universitas di Aceh, Universitas Agung Podomoro sebagai pelopor kampus wirausaha di Indonesia selalu membuka kerjasama untuk memajukan dunia wirausaha di Indonesia,” ucap Wisnu.